Belajar dari Alam bersama Greenpeace Indonesia

Greenpeace merupakan organisasi lingkungan yang berjuang melindungi masa depan bumi, manusia,d an keanekaragaman hayatinya. SMP Muhammadiyah 36 Jakarta berkesempatan mengirimkan 3 peserta didiknya yang terkumpul dalam kelompok ilmiah remaja untuk berlajar bersama Greenpeace dalam program Ocean Camp. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 14 dan 15 Desember 2024 bertempat di Pulau Pramuka, DKI Jakarta. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan ruang belajar mengenai kondisi lingkungan dan cara melestarikannya dengan cara langsung melihat realita sebenarnya.
Di awal kegiatan kami diberikan 3 materi utama yaitu ekosistem laut, dampak perubahan krisis iklim, dan kampanye lingkungan. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar dan didampingi oleh instruktur dari greenpeace. Hari menjelang siang, setelah makan siang kami diarahkan ke lokasi pembelajaran selanjutnya. Rumah Literasi Hijau, tempat belajar terbuka yang mempelajari isu-isu lingkungan beberapa diantaranya ialah pemanfaatan ekoenzim dan pirolisis.

Peserta menerima pelatihan pembuatan ekoenzim dan langsung mempraktikannya. Setelah itu, seluruh peserta melakukan susur pantai untuk melihat kondisi kenampakan alam Pulau Pramuka yang kami lalui. Nampak beberapa sampah tergeletak begitu saja terbawa air atau yang sudah tertimbun tanah. Sampah-sampah yang kelihatannya hanya sedikit ini, ternyata memiliki dampak besar bagi kondisi warga kepulauan. Pada cuaca yang kurang baik, air laut akan pasang dan mengantarkan tumpukkan sampah plastik langsung ke permukiman warga. Tentu saja ini menjadi sumber penyakit.

Malam hari, Greenpeace memutar salah satu film dokumenter mengenai perjalanan melestarikan lingkungan. Melalui film itu, harapannya peserta tersadar bahwa penggunaan plastik sekali pakai memberi dampak buruk yang besar bagi kelangsungan hidup manusia akibat alam yang semakin tercemar. Selain itu, supaya peserta termotivasi untuk mengambil langkah untuk bersikap lebih adil pada alam.

Hari kedua, kegiatan snorkeling untuk melihat fenomena pemutihan terumbu karang. Pagi hari, harusnya kami berangkat ke Pulau Air. Akan tetapi, hujan deras disertai angin kencang terjadi sejak subuh sampai waktu keberangkatan. Kegiatan ditunda sampai cuaca membaik, penyebrangan ke Pulau Air dibatalkan. Kegiatan snorkeling dilaksanan di Pulau Pramuka. Peserta berkesempatan melihat fenomena ketika karang mengeluarkan alga simbionnya sehingga berubah warna menjadi putih. Pemutihan karang merupakan respons stres yang terjadi ketika hubungan simbiosis antara karang dan alga zooxanthellae rusak. Hal ini terjadi akibat krisis iklim. Di akhir kegiatan, peserta diberikan pemahan bahwa bumi tidak perlu diselamatkan, karena sejak ribuan tahun yang lalu bumi bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Upaya melestarikan lingkungan adalah cara manusia menyelamatkan dirinya sendiri. Dan manusia harus memiliki kesadaran akan hal itu.

Penulis : Ibu Musnika Muharani Albantani, S.Pd

Guru IPA